Selain akan meluncurkan varian sport Yamaha Byson pada Mei atau Juni mendatang, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) juga lima model lain. Salah satu diantara lima model itu adalah, varian bebek matik Lexam.
"Kemungkinan diluncurkan antara Oktober - November mendatang," tutur Yoshiteru Takasashi, Chairman dan Presiden Komisaris PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), di Jakarta
Lexam merupakan bebek matik yang menggunakan sistem transmisi continuously variable transmission (CVT). Disebut-sebut, mesin bebek matik Yamaha New Automatic Transmision for cub style scooter itu berbasis Yamaha Vega ZR 113 cc yang dipasangi sistem CVT pada rumah koplingnya.
Peluncuran mesin ini dilakukan pada 6 November 2009 dan Yamaha memproduksi varian bebek matik Lexam pertamakali di Vietnam 26 November atau duapuluh hari kemudian. Bebek matik 115 cc, pada bagian depan maupun belakang menggunakan ban ukuran 17 inci.
Itu bisa terjadi karena dengan menggunakan Yamaha Compact Automatic Transmission(YCAT) yang memangkas jarak antara mesin dengan roda hingga 40 persen dan memungkinkan penggunaan roda ukuran besar. Dengan pemangkasan jarak mesin dengan roda itu pula, maka Lexam juga akan lebih lincah dan gesit untuk diajak bermanuver.
Itulah diantara bocoran keunggulan Yamaha Lexam dengan mesin YCAT. Lantas akankah Lexam mampu mendongkrak penjualan bebek Yamaha di tanah air pada 2010 ?
"Bagi kami penjualan bukanlah hal yang utama, fokus kami adalah memenangkan hati konsumen. Karena angka penjualan bisa dibeli dengan pemberian diskon dan sebagainya, tetapi kalau loyalitas konsumen tidak bisa. Bagi kami memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah hal yang terpenting," papar Dyonisius Betti, Presiden Direktur PT YMKI.
Seperti diketahui, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebut sepanjang 2009 lalu Yamaha membukukan penjualan 2.674.892 unit. Sementara Honda, dalam rentang waktu yang sama mencatatkan penjualan 2.704.097 unit.
Data AISI juga menyebut selama 2009 lalu, penjualan bebek Yamaha mencapai 1.217.274 unit, sementara Honda berhasil menjual 1.659.764 unit atau 52,05 persen dari total penjualan varian bebek yang sebesar 3.188.585 unit.
Sementara itu, pengamat otomotif Erwin Subarkah menyebut persaingan diantara kedua merek tersebut sangat ketat. Hal itu dikarenakan pelanggan kedua merek tersebut memiliki loyalitas yang sangat tinggi.
"Sehingga kalau pun ada penambahan jumlah dalam penjualan itu sejatinya karena adanya refrensi dari para loyalis merek. Oleh karena kalau pun ingin bertambah adanya pembeli baru persoalannya bagaimana membuat harga produk tersebut terjangkau, persoalannya daya beli saja. Kalau segmen marketnya jelas tetap," ungkap Erwin saat dihubungi Tempo.
Sementara untuk menciptakan daya beli yang tinggi, sangat tergantung kondisi makro ekonomi khususnya sektor finansial. "Nah yang perlu dicermati, sekarang tingkat suku bunga pinjaman itu berapa, trennya bagaimana? Karena 70 - 80 persen pembelian sepeda motor dilakukan secara kredit," tandasnya
.